KLISE

ah kamu tersenyum lagi hari ini, entah sudah berapa banyak senyummu yang ku perhatikan hari ini. kamu tertawa pada candaan tak lucu yang hadir disuasana canda tawa yang sedang menyelimuti perbincangan kita. kamu banyak bercerita tanpa bisa kutimpali dengan cerita yang lebih menarik dari pada cerita yang kamu cerita kan. ya mau dibilang apa aku tidak bisa lagi berkata bila dihadapmu. mungkin kalau orang lain melihatku mereka akan berkata tampangku seperti orang bodoh karena sejak tadi hanya cenga cengo saja kerjaannya menikmati kamu bercerita. 

tapi waktu memang tidak abadi bahkan dalam momen yang indah, waktu harus berakhir. kamu  mengajakku untuk bergerak dari kursi yang ku duduki. kamu bilang ini sudah larut malam. padahal jam ditanganku masih menunjukan pukul 8.30 PM ah mungkin mulai bosan dengan perbincangan satu arah yang sejak tadi terus berlangsung. akhirnya kurapikan barang-barang ku yang tergeletak diatas meja, kumasukan kedalam tas dan kutata rapi sebelum kumenutup tasku sempurna. 

langkah kaki kita terdengar begitu berisik saat kita diam tidak berbicara sepanjang perjalanan pulang. seolah berbeda 180 derajat dengan kondisi saat kita berbincang tadi. akhirnya ku memutuskan untuk bercerita demi memecah kesunyian.

"kira-kira berapa lama lagi ya kita disini, rasanya sudah lama ku tidak pulang kerumah"

"mungkin hampir setengah tahun" jawabmu singkat

"tak terasa ya waktu cepat berlalu, berarti tinggal menghitung waktu tugas kita disini selesai"

"kuharap juga begitu, tapi rasanya masih banyak tanggung jawab kita disini"

"iya sih tapi rasanya aku ingin cepat-cepat pulang"

"kalau begitu kenapa tidak kamu pulang saja sekarang, saat ini kan pekerjaan kita sedang tidak terlalu banyak aku masih bisa menghandlenya kok"

"haha tidak, uang ku hanya cukup untuk sekali pergi dari sini, jadi saat ini  ku pakai aku tidak bisa kembali kesini dan kamu harus mengerjakan semuanya sendirian, mana mungkin aku tega melakukan itu"

"haha, kamu memang terbaik, tapi aku tidak selemah itu kawan"

"iya aku percaya, tapi aku tetap bagian tim jadi mari kita selesaikan ini dan segera kembali kerumah"

dia hanya membalas kalimat ku dengan senyuman yang kembali membuatku terlihat seperti orang bodoh

"kamu lucu saat terlihat seperti itu, apalagi saat kita sedang berbicara tadi"

"jadi kamu sejak tadi memperhatikanku?"

"haha, hanya orang bodoh yang tidak tertarik pada ekspresi unikmu tadi "

aku hanya bisa tersipu malu saat dia berkata begitu. entah kata apa yang harus kukatakan untuk membalas ucapan itu. aku sudah skak mate dengan perkataanya. dia mencuri kata dalam pikiranku tanpa menyisahkan sedikitpun untuk diriku. 

"tapi ndre aku bingung kenapa kamu selalu begitu ketika denganku?"

"loh tidak boleh kah?" jawabku spontan, terkejut mendengar pertanyaan dita kepada ku. aku bingung harus berkata tidak mungkin aku jujur kepadanya tentang rasa yang ada tidak boleh dia tahu.

"tidak apa sih, cuma aku aneh saja dengan sikapmu itu"

"haha yasudah besok-besok aku akan bersikap normal deh biar kamu gak merasa aneh"

"haha, ndre,ndre sikapmu itu bikin aku makin penasaran tau haha"

"haha seru dong  kalau kamu makin penesaran sama aku "

"haha ndre, ndre aku dah gak tau deh harus ngomong seperti apa, dah ah yuk antar aku pulang masih banyak pekerjaan nih"

dit, dit kamu itu polos atau apa ya, haha kamu memang unik sayang aku tidak bisa cerita hal ini ke kamu terlalu sedih untuk diceritakan dan ditebak pada akhirnya jika aku yang akan terluka" mungkin suatu hari nanti dita aku akan cerita jika waktunya tepat kalau jika memang tidak pernah tepat biarkan saja aku tetap menjadi orang bodoh dimatamu.

perjalananpun semakin sepi semenjak percakapan akward tadi. aku tidak berani lagi mengungkapkan kata apapun lagi takut hal tadi terulang.  diapun juga tidak berani berkata apa-apa lagi bahkan hanya sekedar untuk menggodaku seperti tadi. langitpun masih setuju untuk diam, hujan tidak cerahpun tidak serasa tidak mau mengganggu ataupun turut ikut campur dalam perbincangan kami. 

aku menjaga kecepatanku untuk tidak terlalu cepat bukan karena aku yakin hujan tidak akan turun tapi aku cuma mau menikmati waktu lebih lama bersamanya. ku yakin dia pasti bertanya kenapa kecepatanku tidak bertambah cepat padahal jalan didepan kami sangat lengang tapi sekali lagi karena ia masih tidak berani berbicara ia hanya bisa menikmati perjalanan singkat ini. 

rumahnya sudah didepan kami tandanya perjalanan kami akan selesai sebentar lagi. belum ia turun, ia bertanya sesuatu padaku 

"kita ini hanya temankan ndre?"

pertanyaan yang membuatku bingung harus menjawab apa, aku  cuma diam sampai kami tiba dirumahnya.

"iya kan ndre?" dia kembali mengulang pertanyaannya

"iya dit" jawabku singkat sambil tersenyum dan langsung pergi sambil mengucapkan selamat malam

hujan pun tiba-tiba ikut turun bersama tetes air mata yang jatuh dari pelupuk mataku. ah mungkin bukannya alam tidak mau ikut campur tadi tapi karena dia tahu akhir cerita malam ini makanya ia sengaja tidak menurunkan hujan lebih cepat. ia menurunkan hujan tepat saat aku membutuhkannya untuk menutupi emosiku malam ini"

ah bukannya aku tahu bahwa ini akan terjadi kenapa aku tetap sedih mungkinn karenaa:

KUBERIKAN KAU SAJAK
TAPI KAU LIPAT KERTAS TERSEBUT
DAN MEMBUANG KETEMPAT SAMPAH

tapi aku tetap memberikan yang lain yaitu

KUBERIKAN KAU NADA
TAPI KAU TUTUP TELINGA SAAT MENDENGARKANNYA

aku punn tutup mata sehingga aku tidak tau hal itu, dan memberikannya lagi

SEBUAH SKETSA YANG KAU TUMPAHKAN TINTA
LALU BERKATA GAMBARKU INDAH

ah memang itu maumu
dan aku yang salah
menikmati klise yang kau buat

HINGGA AKU LUPA MALAM INI AKAN DATANG
 terima kasih sudah menyadarkan ku malam ini.




Komentar

Postingan Populer